SETIAP ANAK DILAHIRKAN JENIUS

 

Anak adalah anugerah dan amanah dari tuhan yang maha kuasa yang harus dirawat, dijaga, dan dididik. Secara harfiah anak akan menjadi cikal bakal yang kelak akan meneruskan generasi keluarga, bangsa dan negara. Oleh karena itu, sebagai orangtua kita harus mengenali dan memahami  potensi, keunikan, dan kontribusi anak untuk kehidupannya dan dunia karena kelak kita akan mempertanggungjawabkan sifat dan prilaku anak semasa didunia.

Anak sebagai titipan Allah mempunyai hak untuk mendapatkan kasih sayang dan pendidikan dari orangtua dan gurunya. Mendidik anak tentu bukan hal yang mudah, karena kita harus menjadi seorang yang bijak dan berhati nurani. Ketika kita benar-benar mengenal dan memahami  anak sebagai ciptaan Allah Yang Maha Sempurna, kita tidak diperbolehkan untuk berpikir dan bersikap membeda-bedakan anak karena setiap anak dilahirkan jenius dengan keunikan dalam bidang dan kehidupan mereka masing-masing.

Sebuah kisah yang dapat kita ambil contoh  sehingga  dapat membuka mata hati kita, betapa Maha Besar dan Maha Sempurnanya Allah akan ciptaannya adalah kisah seorang anak yang bernama Miyuki Inoue berasal dari negara Jepang yang terlahir 500 gram dan buta. Dalam kondisi kelahiran Miyuki yang cacat, ibunya berkata, “nyawa dari Tuhan adalah nyawa yang berharga. Aku akan membesarkannya dengan sepenuh hati”. Ibu Miyuki adalah sosok seorang ibu yang mempunyai hati nurani dan kasih sayang. Meskipun Miyuki memiliki keterbatasan dalam pandangan manusia pada umumnya, namun Miyuki menyandang segudang prestasi melampaui anak-anak normal lainnya, dari pemenang lomba mengarang tingkat sekolah sampai nasional, hingga menjadi penulis beberapa buku yang diterbitkan serta prestasi lainnya.

Hal yang menarik dari sepenggalan kisah di atas adalah seorang ibu yang melihat anaknya dari “kaca mata” hati dan fokus pada solusi dari persoalan yang dihadapi anaknya, dan menyadari bahwa ia merupakan orang tua pilihan dari Sang Pencipta . Dengan demikian, ia menemukan mutiara terpendam dari bakat anaknya dari curahan perhatian dan kasih sayang hingga cinta yang tulus yang telah ia berikan.

 “Sesungguhnya manusia kami ciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Qs. At-Tin 95:4)

Keberhasilan mendidik anak bukan terletak pada bakat seorang anak atau kehebatan desain kurikulum dan sarana penunjang lainnya, tetapi ditangan siapa seorang anak itu diasuh dan dididik . Sudah barang tentu di tangan orang-orang yang mempunyai hati, cinta, dan kasih sayang yang tulus yang mampu membidani lahirnya manusia-manusia unggul berkarakter mulia, berprestasi, dan memberikan kontribusi bagi dunianya. (red/nz)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARANGAN DAN JENISNYA